
OBORSULUT.COM,Minahasa,-Sebuah angin segar bertiup dari Jakarta menuju Tanah Minahasa. Eddy Pakasi, salah satu tokoh legendaris Permesta yang kini berusia 86 tahun, menyatakan dukungannya terhadap usulan puluhan pelaku Permesta di Sulawesi Utara untuk menyatukan seluruh organisasi Permesta dalam satu wadah nasional.
Dalam wawancara via telepon pada Minggu sore (13/4), Pakasi menyebut langkah ini sebagai sesuatu yang sangat baik dan penting untuk dilakukan demi kekuatan dan kesinambungan perjuangan Permesta.
“Saat ini organisasi Permesta ada banyak, tapi minim komunikasi dengan pelaku asli. Kalau disatukan dalam satu wadah, akan lebih kuat dan bermanfaat bagi kami yang masih hidup,” ujar Eddy Pakasi, tegas.
Pernyataan ini muncul setelah forum bacirita usai acara Napak Tilas Permesta yang digelar di Woloan, Tomohon pada 4 April 2025. Dalam forum tersebut, puluhan pelaku Permesta seperti Phil Sulu (89), Lefrandt Kumontoy (90), Alex Pangemanan (89), Jotje Sumarandak (89), Christian Pangaila (90), Adrian Lantang (87), Simon Wowor (84), dan Rudy Polii (83) menyatakan sepakat: organisasi Permesta harus bersatu!
Kritik tajam pun datang dari salah satu pelaku Permesta di Sulut yang enggan disebutkan namanya. Ia menyebut DPP Permesta yang saat ini bermarkas di Jakarta tidak diakui mayoritas pelaku.
“DPP ini seperti pohon tanpa cabang dan akar. Tidak ada DPD, tidak ada jaringan di provinsi, kabupaten, atau desa. Bagaimana bisa mewakili kami?” cetusnya.
Lebih parah lagi, menurut informasi yang beredar, ada upaya pihak lain untuk membentuk DPP Permesta baru, menambah keruwetan organisasi yang justru melemahkan semangat persatuan.
Eddy Pakasi, yang turut memberi mandat pembentukan DPP Permesta di bawah kepemimpinan Angelica Tengker, mendorong agar setelah penyatuan, pengurus lama dari berbagai organisasi dimasukkan dalam struktur yang baru, dan ketua umum dipilih lewat musyawarah nasional.
“Jika semua bersatu dan musyawarah dilakukan dengan jujur, maka organisasi Permesta akan kuat dan mendapat pengakuan resmi dari seluruh pelaku.”
Kesepakatan serupa juga tercapai dalam forum lanjutan yang digelar di Tondano pada 7 April 2025, melibatkan pelaku dan generasi penerus. Mereka semua menyuarakan hal yang sama: SATUKAN PERMESTA!(Adi P)