
Oborsulut.com, Manado – Gubernur Sulut Yulius Selvanus mengungkapkan bahwa Bung Theo L Sambuaga merupakan sosok yang bukan hanya meninggalkan jejak sejarah politik, namun juga dalam relung pemikiran yang terus menginspirasi.
Hal itu disampaikan Gubernur Sulut Yulius Selvanus dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Propinsi Sulawesi Utara, Teresia Tendean Sompie, Senin (2/6/25) di Manado dalam acara peringatan Hari Lahir Pancasila ke 80 yang dirangkaikan dengan diskusi buku “Episode Kehidupan Theo L Sambuaga, Pejuang Pemikir, Pemikir Pejuang Berkarya Bagi Bangsa”.
Menurut Gubernur Yulius Selvanus buku Theo Sambuaga bukan hanya sekedar kumpulan kata, tapi merupakan sebuah cermin dari seorang yang hidup untuk ide, berjuang dengan pemikiran dan mengabdi dengan hati. “Seperti Pancasila yang lahir dari pergulatan pemikiran dari para pendiri bangsa. Pak Theo mengajarkan kita bahwa perjuangan tidak selalu dengan senjata, tapi juga dengan gagasan,” ungkap Gubernur seraya menuturkan generasi muda harus paham bahwa Pancasila bukan warisan pasif, tetapi warisan aktif yang harus dirawat.
Dalam kesempatan itu juga Gubernur menyatakan kehadiran Gerakan Penerus Perjuangan Merah Putih (GPPMP) sebagai penyambung lidah sejarah. Dan kepada Bung Theo Sambuaga, Gubernur Yulius Selvanus menyampaikan terima kasih telah menunjukkan bahwa pemikiran yang jernih dan hati yang bersih adalah senjata terkuat untuk membangun negeri ini.
Dalam akhir sambutannya, Gubernur mengajak generasi muda didaerah ini untuk mencontohi Bung Theo Sambuaga yang tidak hanya unggul dalam gagasan, tapi tangguh dalam aksi nyata. Dalam acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh, cendikiawan dan generasi muda.
Antara lain Deitje Sarundajang Laoh Tambuwun, Max Ruindengan, Jabes Gagana, Max Rembang, Reiner Oeintu, Albert Wuisan, Eddy Sepang dan Lina Pusung. Acara yang dipandu Ferry Rende menghadirkan panelis, Prof Dr Ir Doddy Sumayow, Dr Jeffrey Rawis,SE, Dr Elisa Regar,M,Hum, Hendro Kawatak, ST dan Jemmy Jermias,SPd. (Adi Palit)